CERITA DEWASA DESAHAN NIKMAT ISTRI DIPERKOSA MALING PERKASA

CERITA DEWASA DESAHAN NIKMAT ISTRI DIPERKOSA MALING PERKASA


CERITA DEWASA DESAHAN NIKMAT ISTRI DIPERKOSA MALING PERKASA, Hasrat-Bispak70 Mendadak sebuah suara keras menggugah kami di larut malam. Fatimah istriku merengkuh lenganku karena amat ketakutannya. Suara itu ada dari arah dapur. Kelihatannya kaca yang jatuh awut-awutan. Perasaanku menuturkan ada sesuatu hal yang tidak selesai ada dalam rumah ini. Saya bangun dan menghidupkan lampu. Istriku usaha membatasi saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu serta ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat saat tampil pribadi asing di bawah jendela dapurku. Terlihat di lantai kaca jendela pecah berantakan. Pastinya ia ini maling yang ingin mengambil dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya perampok ini berdiri dan mengambil langkah pendek menyikat pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang tidak bercukur tampak demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberikan ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya memanglah lelaki yang tidak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Memandang tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali pada kamar tidurku dan tutup pintunya. Tapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras tekan untuk mengancing kebalikannya maling itu terus memajukan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tapi pekikan itu tentu buang waktu. Rumah kami ialah rumah anyar di perumahan yang belumlah banyak penghuninya. Tetangga paling dekat kami ialah Pak RT yang jaraknya seputar 30 rumah kosong, yang masih belum memiliki penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang lain merupakan bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Sejak mulai pernikahan kami dua tahun lalu, berikut rumah credit kami yang baru kami tinggali waktu dua bulan ini.


Usaha ambil dan dorong pintu itu dengan tentu dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai serta maling itu dengan lepas masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tidak berteriak-teriak sekalian meneror ingin menggunting leherku. Istriku sekejap ‘klakep' sepi. Sembari menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya diperolehnya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya kelihatan sapu ruang keluarga dan menarikku merapat ke dalam lemari piranti. Pastinya di nyari-nyari benda memiliki nilai yang kami taruh.


Ia mendapati lakban di pijakkkan jenis-jenis perabotan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya supaya duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku lantas mulutku sampai saya betul-betul bungkem. Pada situasi tidak berdaya saya diambilnya balik ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sembari menangis histeris. Akan tetapi itu cuma sekejap.


Maling ini benar-benar profesional serta berdarah dingin. Ia cuma katakan,


"Diam nyonya cantiikk.. Gak boleh membikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' serta sepi.


Tampak maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset dan pesawat radio di kamarku. Ia kayaknya pikir. Semua kulihat dalam kelumpuhan serta kebisuanku sebab lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya di sudut tempat tidur karena shock dan histeris dengan momen yang tengah berlangsung. Dengan lakbannya dia terus bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di dipan. Saya tidak mampu apapun cuman sanggup tergelintang serta berkedip di lantai. Saya lihat bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Nyatanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi tempat tidur kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan dan ikat di kaki-kaki tempat tidur. Dan selanjutnya yang terjadi ialah saya yang tergeletak lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang serta terlilit di dipan pengantin kami.


Hatiku benar-benar tak sedap. Saya cemas maling ini lakukan perbuatan di luar batasan. Menyaksikan figurnya, terlihat ia ini orang kasar. Badannya tampak teguh dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada lebih kurang 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sembari membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." waktu memandang istriku yang benar-benar kelihatan amat seksi dengan kemeja tidurnya yang serba mini sebab udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengin makan dahulu ya sayaang.. Tidak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar ke arah dapur. Dasar maling tidak hanya modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Tampak istriku berontak membebaskan diri dengan percuma. Terkadang tampak matanya resah dan ketakutan Menyaksikan saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Selepas makan maling itu gelatakan membukai Beragam almari serta laci-laci dalam rumah. Ia gak dapat peroleh apapun karena kami tidak miliki apa- apa. Saya asumsikan begitu mukanya akan sedih sebab kecewa. Kudengar suara gerutu. Kelihatannya ia berang.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruangan tidur kami. Buka almari baju dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan palsu istriku.


Karena gak mendapat apa yang dicari Maling menggeser target frustasi. Ia pandangi istriku yang celentang dalam ikatan di dipan. Ia merapat sekalian memarahi,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang berkilau berotot bergerak menggapai pakaian tidur istriku lantas menariknya dengan keras sampai robek dan putus kancing-kancingnya. Serta yang lantas terlihat terpajang yaitu bukit kembar yang demikian elok. Payudara Fatimah yang paling ranum serta padat yang memanglah tanpa ada BH tiap jam tidur. Kelihatan sekali muka maling itu terlena.


Sekarang saya serius benar-benar takut. Semua Peluang dapat terjadi. Saya tonton tersedianya peralihan raut wajahnya. Selepas tak mendatangkan uang atau benda memiliki nilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa punya hak mendapatkan alternatif yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah serta dengan lagi menyaksikani buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik karena kaki dan tangannyaterikat lakban itu. Dan tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan nada dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata serta menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia makin beringas. Tangan-tangannya tanpa dengan ragu-ragu mengelus- elus dan meremas-remas buah dada Fatimah dan bagian badan sensitive yang lain. Perihal ini sungguh-sungguh membikin darahku menggelegak geram. Saya harus lakukan perbuatan suatu yang bias menyudahi semuanya ini apa saja kemungkinannya. Yang lantas dapat kulakukan ialah gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk kemudian menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget tapi sekali-kali tak bergerak.


"Hey, brengsek. Pengen ngapain kamu. Tidak boleh jenis-jenis. Tak boleh usik istrimu yang nikmati pijitanku,"ia mendamprat saya. Dan saya segera putus harapan. Saya tidak mungkin lakukan perbuatan apapun kembali. Sekarang cuma batinku yang meratap momen ini.


Dan yang berlangsung seterusnya yaitu suatu hal Yang sungguh-sungguh menyeramkan. Maling itu menarik robek semuanya pakaian tidur istriku. Ia serius membikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Lalu ia rebah rapatkan badannya di sebelahnya. Istriku terlihat bak rusa roboh dalam cengkeraman serigala. Dan sekarang pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak untuk nikmati badannya.


Ia gak sanggup berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya semakin sadari begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia tampilkan begitu sisi-sisi badannya memperlihatkan sensualitas yang benar silau tiap-tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, tatap muka lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman banyak lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking amat menentang. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian luar biasa menakjubkan syahwat. Saya sendiri heran bagaimana saya dapat mempersunting dewi secantik ini.


Serta sekarang maling biadab itu menenggelamkan wajahnya ke dadanya. Ia menciumi serta menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang Kedengarannya usaha berontak dengan menggelinjang-geliatkan badannya yang ditegaskan percuma. Dengan lebih kasar hasrat nyolongnya sekarang berganti jadi gairah binatang yang disanggupi birahi.


Ia menyerobot menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Berikut acara pesta besarnya. Ia barangkali tidak mengandaikan akan mencicip nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan dan kecupannya maling ini masuk ke pinggiran pinggul Fatimah dan selanjutnya naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas dan tampak kadangkala sedikit mencakar salurkan gelegak hasrat birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar cuman gumam dengus mulut tersumpal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya jadi pernyataan penolakannya. Barangkali ketakutan dan kelelahannya membuat stamina-nya ‘down' dan lumpuh. Sementara si maling lagi melumati perut serta menjilat- jilat beberapa sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA DESAHAN NIKMAT ISTRI DIPERKOSA MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan keinginan syahwat maling ini bertambah melesat ke pucuk. Terang dapat mencabuli istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari tempat tidur dan dalam sekejap melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya sendiri. Saya terpana. Maling itu punyai bodi badan yang paling atletis serta mengagumkan menurut ukuran penampakan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat lantaran keringatnya kelihatan dadanya, otot lengannya perutnya demikian kuat seperti aktor binaraga. Tungkai kakinya, paha serta betisnya benar-benar cocok sekali. WAJIB 4D


Yang bikin saya terperangah yaitu kemaluannya. kont*l maling itu demikian menakjubkan. Ada dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan karena kerasnya tekanan darah syahwatnya yang mendoronginya. Besar serta panjangnya di atas rerata kemaluan orang Asia dan kelihatan amat selaras dalam warna hitaman pada mulanya lantas sedikit belang kecoklat-coklatan pada leher dan ujungnya. Lubang kencingnya ada dari belahan bonggol yang mekar menentang.


Kesan-kesan kekumuhan awal mula yang kutemui dari rambut dan jambangan yang gak bercukur dan bajunya yang dekil langsung lenyap demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia tampak sangatlah jantan ragam jago.


Dalam ketakutan serta cemas istriku Fatimah memandang waktu maling itu bangun serta dengan cara cepat melepaskan busananya. Demikian lelaki maling itu betul-betul telanjang saya menyaksikan perombakan di wajah serta mata istriku. Muka serta penglihatannya kelihatan terkesima. Yang belumnya layu serta kuyu sekarang kasar dengan mata yang membelalak. Barangkali karena ketakutannya yang kian jadi atau lantaran ada 'surprise' yang tampil dari pribadi lelaki telanjang yang sekarang ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu gak dilepaskan sampai ekor matanya ikuti dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Kendati saya gak berani mengaitkan dengan cara tepat, menurut pendapatku paras ragam itu merupakan paras yang didera nafsu birahi. Apa ada birahi Fatimah bangun dan berambisi pada lelaki maling yang dengan biadab udah mengikat dan menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau mungkin 'surprise' yang disajikan lelaki itu sudah membalik 180 derajat dari takut, berang serta tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menempa semuanya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang jatuh hati dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari dipan dan merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mendapat kaki Fatimah yang terlilit serta mulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku setelah itu mengulumnya.Cerpensex


Saya saksikan kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta serta meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki untuk berontak atau mencegah kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu lagi serang dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia lakukan pada ke-2  tungkai kaki istriku buat memulai lumatan serta jialatan setelah itu ke arah pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan langkahnya maling itu menyengaja Jatuhkan martabatku jadi suami Fatimah.


"Mas, istrimu sedap sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di tempat ini yang tergeletak ragam tangkai pisang tidak punya daya cuman dapat menerawang dan menelan ludah.


Tetapi ada yang mulai merambati serta merasuk ke sanubariku. Saya mau tahu, ragam apa paras Fatimah waktu kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Dan hasrat tahuku itu rupanya mulai menggairahkan syahwat birahiku. Dalam terbaring sembari mata tidak terlepas menyaksikani tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang elok kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi dan menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang setiap rambahannya. Akan tetapi yang bikin jantungku berdetak cepat ialah geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya betul-betul tidak menyaksikannya jadi perlawanan orang yang disakiti serta dirampas kehormatannya. Istriku terlihat demikian terbenam nikmati tingkah maling itu.


Saya meyakinkan jika Fatimah udah terbenam dalam keinginan seksualnya. Ia mengulet-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah dirundung kegatalan birahi yang paling hebat serta saat ini nuraninya selalu jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sementara itu saya usaha selalu memikir positip. Kalau begitu berat menampik rayuan syahwat sebagai halnya yang dirasakannya. Secara lambat serta tentu kont*lku sendiri kian keras dan tegak saksikan yangharus saya lihat itu.


Dan klimaks dari pertempuran ‘perkosaan' itu berlangsung. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap serta mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Gak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya kian diangkatnya tinggi-tinggi. Ia kelihatan mau raih orgasmenya. Bukan main. Umumnya begitu sukar buat Fatimah mendapati orgasme. Ini kali belumlah pula maling itu melaksanakan penetratif ia udah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah menggapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia membawa tinggi bokongnya serta selalu Diangkatnya sampai sejenak sekalian terkejat-kejat. Terlihat biarpun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seperti ingin meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengatakan begitu nikmat syahwat sedang menerpanya. Tersebut yang dapat ditunjukkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke dipan.


Serta si maling peka. Sebelumnya terburu Fatimah Kecapekan ia naik menindih badan istriku dan membantu kont*lnya ke lubang vaginanya. Berulangkali ia mengocak kecil sebelumnya terakhir kemaluan yang cukup besar dan panjangnya itu menembus serta lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang nampaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan membawa-angkat bokong dan pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Melihat insiden itu. Utamanya bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku begitu terhenti oleh celana sempitku. Saya gak bisa melaksanakan apapun untuk Membebaskan dorongan syahwatku.


Lecutan maling itu kian cepat serta kerap. Saya yakinkan kalau maling itu sedang dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang bertambah tabah kaku kelihatan licin berkilat sebab cairan birahi yang memulasinya kelihatan seperti piston diesel masuk keluar menembusi mem*k istriku. Saya asumsikan begitu nikmat menimpa istriku. Dengan situasinya yang masih terlilit di tempat tidur, bokongnya terlihat turun-naik atau mengegos menyahut pompan kont*l lelaki maling itu.


Tidak lama lagi spermanya akan muncrat isi rongga kemaluan istriku. Serta keliatannya istrikupun akan memperoleh orgasmenya kembali. Orgasme berturut-turut. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia ingin jemput orgasmenya yang ke dua.


Saat pucuk orgasme dan ejakulasinya makin dekat, lelaki itu dekatkan mukanya ke paras Fatimah dan tangannya mendapat lalu lepaskan lakban di mulut istriku. Tapi ia tidak memberikannya peluang untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya lihat mereka sama-sama berpagut. Serta itu bukan pagutan paksakan. Istriku tampak menanggapi lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu melepaskan cepat pagutannya dan sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur masih berada di dekatnya. Dengan semasing sekali babatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terlepas. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tanpa ada sangsi dan sangsi demikian terhindar tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Sekarang saya saksikan persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pun mendesis top, tidaklah ada perkataan akan tetapi terang, ia kembali mendapat orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat menumpahkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta menanamkan kukunya. Terlihat bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat tercedera dan berdarah.


Masih sejenak mereka pada suatu dekapan sebelumnya pada akhirannya lelaki maling itu bangun serta menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku segera lihat spermanya yang kental meluap tumpah serta meluluh dari lubang vagina Fatimah. Sejenak mata maling itu melihati badan istriku yang kelihatan loyo.

Post a Comment

Previous Post Next Post