CERITA DEWASA META SEXY KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak70 Seusai demikian lama saya lakoni hidup dengan 2 orang suami disisiku serta sudah banyak keasyikan duniawi yang saya raih, pada akhirnya ada pula rasa risauku. Hati resahku muncul jika terlebih Duta hadir dari Jakarta sedang saya gak dapat melayaninya di tempat tidur karena kodratku selaku wanita yang penting terima tamu"jepang", saya berasa bersalah sekali. WAJIB 4D
Tengah Mas Pujo lantaran setiap hari ada disisiku saya tidak terasa demikian terbeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar dan ketahui situasiku, sampai Mas Pujo dengan suka-rela mengalah untuk memberinya peluang pada Duta memberikan kepuasan dianya sendiri"meniduri" diriku jika Duta mau pergi lumayan lama, kebalikannya demikian pula bila Mas Pujo ingin dinas luar. Ada impianku buat mendapatkan substitusi peranku jadi isteri untuk mereka berdua saat tamu"jepang" itu hadir. Kemauan itu demikian besarnya menghimpit jiwaku sebab didorong rasa sayangku pada ke-2 nya.
Selesai mengangsung baik-buruk dan untung rugi, jalan untuk mengaktualkan hasratku itu selanjutnya ada pula. Secara kebenaran saya tengah ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dilaksanakan tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan selaku isteri bos saya lumayan mengawasi jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, tetapi tidak tahu sehabis kedatangan Duta saya jadi tambah PD serta dekat dengan mereka. Satu diantara ibu yang turut arisan teratur itu merupakan isteri seseorang pimpinan menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama kedok suami). Wanita generasi Manado dengan Madura kulitnya kurang begitu putih seperti wanita Manado pada biasanya namun malahan dekati mulato namun terlihat bersih dan kemel, tingginya kurang lebih 165 cm, dan bodinya cukup ramping biarpun telah miliki anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata terpenting sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang sudah memiliki anak saja dan umurnya anyar 35 tahunan. Ia terhitung tak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar apabila disaksikan di luar sampai bertambah besar dari ukuran saya.
"Mbak Rien saat ini lebih segar lho.?" bisiknya satu sewaktu ditengah-tengah acara arisan yang berisik oleh nada ibu-ibu.
"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak dari dahulu kan begini-begini saja to." jawabku walau ada rasa GR pun dalam hati.
"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap tanggapan bila dikantor ini Mbak tergolong orang masih semlohai (semok molek aduhai) walau udah berusia" terusnya.
"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.
"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya mengharap.
"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak kalaupun Mbak kasih tahu buang waktu wong tidak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.
"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.
"Betul pengen tahu..?"
"Ya.!"
"Minum Air liur burung" bisikku sekalian merapat ke telinganya.
"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.
"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.
"AH! Mbak guyon!"
"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.
"Itukan biasa Mbak"
"Biasa bagaimana, bila sekadar ML selalu usai ya biasa jeng namun ada tekniknya" jelasku.
"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali satu minggu?" lanjutku.
"Amat sekali ya kadang-kadang 2x Mbak" jawabannya.
"Kalaupun ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.
"Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Terus tuntas ya telah demikian saja" jawabannya.
"Lho ya telah bagaimana to jeng, semestinya kan ada pemanasan, permainan selalu pendinginan serta apa jeng Meta selalu bisa sampai pucuk?"
"Itu dia Mbak permasalahannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sembari menerawang.
"Lagi"
"Ya apabila sudah demikian paling saya yang gelisah serta umumnya hanya dapat melepaskan ke tugas rumah Mbak" terusnya.
"Nach itu dia jeng pembedanya, Mbak dengan Mas Pujo selalu pucuk juga berulang-kali lho" jawabku.
Kusaksikan parasnya kelihatan kagum serta tampak rasa mau taunya yang terpancar dari matanya.
"Jeng ML itu kalaupun dikerjakan secara benar dan senang dapat membikin kita tahan lama muda, lantaran kerja hormon-hormon pada tubuh kita jadi intensif" lanjutku memperjelas bak seaorang dokter.
"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" nyinyirannya.
"Maka dari itu saya katakan, walau Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah pasti dapat.. Juga.." jelasku berniat memancing reaksinya.
"Sampai apa Mbak.?" Tanyanya gak sabar.
"Sampai kalaupun jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pun belumlah tentu pengen" lanjutku sekalian berbisik.
"Ahh Mbak" jawabannya sembari mencubit lenganku.
Narasi kami usai dengan selesainya acara arisan, sebelumnya pergi Meta sempat berbisik kapan waktu pengin dengar pendapat kujawab ya setiap waktu. Bahkan juga kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.
1 minggu seterusnya sewaktu itu jam 19.00 malam, Duta baru hadir dari Jakarta sedang saya kembali ada tamu jepang jadi saya punya tujuan memberinya blowjob Duta sedang Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telpon berdering, lantaran saya serta Duta nyaris telanjang karenanya Mas Pujo yang mengusung telpon.
"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya tidak tahu apa jawaban disamping sana, tetapi,
"Ya betul, ingin berbicara dengan Mbak Rien..? Sekejap ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali melepas pelukannya padaku. Sebetulnya scenario ini saya yang buat, sebab saya mau Meta bisa main kerumah hingga kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi waktu tiga hari.
"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mulai pembicaraan.
Kami bicara panjang lebar hingga selanjutnya mengusik penuturan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku buat belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau menyaksikan saja kami yang mengimplementasikannya berdua. Meta ingin tahu waktu saya dan Mas Pujo ingin bercinta disaksikan seseorang, kujawab kalau saya cuma dapat kalaupun orangnya itu Meta, lain tidak lagian sekedar sekedar beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas pada akhirnya kuulangi kembali tawaranku serta jawabnya.
"Iya Mbak BT nih anak-anak telah pada tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.
"Ya udah to main saja ke rumah, kami semua tengah tidak ada aktivitas kok lagian masih sore" jawabku.
"Tetapi Mbak,"
"Apa?"
"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.
"Tidak pa-pa kami sekedar berdua kok, tidak boleh cemas kelak pulangnya kami antara" jawabku.
"Oke Mbak namun janji lho.. tidak mesti dipraktekin sama saya.." pintanya akhiri penuturan.
Sesudah itu kami tutup percakapan, rumah Meta lebih kurang 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar serta bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang bakal terima Meta. Gagasan ini pernah kuutarakan awalnya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu sekedar gunakan piyama tanpa ada dalaman yang membuka pintu.
"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah disertai Mas Pujo.
Meta gunakan busana cukup ketat hingga dadanya yang membusung tampak kabur tetapi saya meyakini lelaki mana saja dapat ingin tahu mau tahu didalamnya, terlebih dengan kancing depan dan belahan dada yang rada kebawah sedang bawahan dia gunakan celana jean kelihatan seksi sekali pantatnya.
"Malam, wah.. Jeng Meta gak nyagka lho kalaupun dapat main kerumah gak kesasarkan?" tanyaku.
Sesudah mempersilahkan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya mengusik soal tempat tidur, Mas Pujo bisa menyaksikan mimik muka Meta yang bosan tahu bila dia mulai kepancing birahinya. Lantaran pembicaraan kami yang menstimulasi saraf telinga Meta dan kami tidak mengucapkannya secara vulgar, tiada berasa jam membuktikan angka 9 malam, Meta resah.
"Mbak udah malam nih Meta pengin minta pamit" pintanya tetapi matanya kelihatan sayu.
"Gak boleh dahulu ucapnya pengen belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian menyaksikan Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D
"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"
Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.
"Tidak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sekalian memegangku, kami berciuman, serta sama sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam parasnya menyaksikan bab kami, meski begitu saya melaksanakannya secara halus serta berhati-hati sekali.
"Begini kami melakukan jeng," kataku mengatakan seperti dosen saja.
"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi tidak bergeser.
"Ayolah.. tidak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi lekas merapat maka duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, selalu digenggamnya ke-2 tangan Meta, Meta menunduk malu.
"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas teknik pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari melihatku.
"Ya, Mas cuman akan mempertunjukkan langkah pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.
Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, memperoleh tindakan begitu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa ada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulangnya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya lumayan lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai menaikkan laganya, tangannya berubah ke bawah ketiak Meta serta tarik badan Meta kepelukannya. Seluruhnya dijalankan di sofa tempat tamu, sekalian duduk bedempetan.
Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, serta Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat serta sama sama hirup (soal bersilat lidah betul-betul Mas Pujo amat mahir). Sesudah nyaris sepuluh menit mereka sama-sama raba Mas Pujo menambah laganya dari meraba sisi luar terus melepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya ke arah ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya serta menjepinya dengan 2 jemari. Sedangkan mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah menjurus belahan dadanya yang sekal.
Tiada tersadari Meta tangan kanan Mas Pujo udah menyelusup ke punggung Meta dan membebaskan kait BH Meta jadi tampaklah buah dada Meta yang cepat serta melawan, tanpa ada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta mulai mengerjakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar dan lurus ke bawah pusar. Tanpa menampik Mas Pujo jadi memberikan peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya terus bergelayut di puting Meta, tetapi tanggannya sudah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta gak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka keadaan kelihatan redup serta kian romantis.
Meta udah melempengkan kakinya di sofa sekalian kepalanya bertopang pada tanganan sofa, sementara tinggal kenakan CD warna merah, Mas Pujo belum melepas piayamanya dengan status di atas Meta tetapi batangnya telah tampak mengacungkan sebab diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta serta menariknya kebawah hingga bugil Meta masih tenang karena mungkin menyaksikan Mas Pujo tidak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun ke pusar lagi menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau tidak karuan.
"Aduh Mas.. Mbak Meta gak tahan.. oh Mas Pujo"
Saya memberinya code di Duta, ketika itu Mas Pujo sudah mencelupkan wajahnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2 pahanya pinggulnya terhalang pegangan bangku maka saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karenanya nampaklah gundukan bukit venus yang elok serta merekah merah hingga meringankan buat penetratif.
Perlahan-lahan Mas Pujo mundur dan Duta yang udah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam keasyikan yang didapatkannya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak mengira kalau ada perubahan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan tepat Duta menghentak dan bles..!
"Ahh Mas saya tidak ingin.. tidak mau" sembari meronta tetapi sekencang kilat saya membelai dan mengulum putingnya, tengah Duta langsung mengancing kaki Meta karena itu Meta cuman dapat mendesis dan ingin berontak tetapi karena gempuran rasa nikmat yang menakjubkan dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya gak tahan.. Gak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian melafalkanng napasnya mengincar semuanya otot-otot tubuhya meregang tandanya orgasme hingga sampai.
Duta menandingi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan dan teratur sampai dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-tama yang nyaris membuat gak sadar diri. Sehabis napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa sebab itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya dan..
"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya was-was sembari pengin berontak tetapi penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya bikin ia tidak memiliki daya.
"Bagaimana Mbak? Saya tak mau Mbak, saya ingin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.
"Tenang jeng, tenang..!" kucoba merehatkannya, sembari kukedipi Mas Pujo buat bersiap mengambil alih statusku.
Mas Pujo merapat serta memulai melumat puting Meta yang sisi kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Mendapatkan gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..
"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok berikut to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, mari terus Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta melafalkanng kembali menjajaki orgasmenya yang ke-2 .
Dutapun nampak mulai berkerenyit dahinya dan tambah keras kocokannya, tanda-tanda ingin capai orgasme jadi cepat saya ambil sementara Mas Pujo langsung mengambil alih status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa memberikan peluang di Meta buat mengendalikan napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Dan..
Creett.. Crett.. Cret..
Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta menyaksikan semuanya itu sembari mendelik mencegah nikmat lantaran kocokan Mas Pujo. Selesai nyaris 1/2 jam mereka sama sama pecut pada akhirnya mulai ada sinyal tanda Mas Pujo dan Meta akan menggapai pucuknya serta..
"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjajaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo berikan peluang untuk ambil napas sekalian kadang-kadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.
"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta pada Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.
Mas Pujo menyudahi kocokannya serta mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sembari masih tidur telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam serta berenyut-denyut. Pada akhirnya..
Crett.. Crett.. Crett
Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa namun selanjutnya dijilatinya sejumlah sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.
Kemudian mereka bertiga istirahat mengendalikan napas, sembari nikmati sejumlah sisa orgasme yang mereka alami. Meta mengerling padaku. Kala itu udah jam 11-an malam.
"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sekalian memukul bahuku.
"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.
"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.
"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.
"Jeng Meta pengen pulang..?" tanyaku kembali.
"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.
Saya serta Duta membawa Meta pulang lagi Mas Pujo nantikan rumah, di jalan Meta mengucapkan terima kasih sama Duta, ujarnya anyar kali inilah merasakan multiorgasme yang sejauh ini cuma keinginan saja. Meta juga berani mencium Duta di depanku saat dia turun dari mobil. Seusai mengantarkan Meta pulang saya memperoleh kecupan spesial dari Mas Pujo dan Duta ujarnya mereka tidak mengandaikan wanita lain sejauh ini karena sebetulnya sekian lama ini mereka udah terasa cukup hanya dengan serviceku. Namun kemunculan Meta bikin mereka jadi berbahagia. Dan waktu 3 hari mereka berdua terus bisa mengesankan Meta juga waktu hari paling akhir Meta memohon nginap di rumah serta mereka main hingga sampai 4x. Jadi isteri saya masih tetap was-was memandang keperkasaan mereka berdua, tapi kehadiran Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.
Pembaca yang budiman hingga sampai sekarang akan setahun saya Meta, Duta serta Mas Pujo tanpa ada Jhony lakukan ini. Meta makin rajin memiara dirinya sendiri serta dia kian berbinar dia begitu menggemari Mas Pujo meskipun begitu kami semuanya berbahagia. Ada pembaca yang menjajakan kepadaku buat ML namun minta maaf saya gak bisa dikarenakan saya cuman dapat untuk Dutaku dan Mas Pujoku, kehadiran Meta sebetulnya tidak mereka perlukan pun tetapi karena telah telanjur karena itu kami sependapat melanjutkan entahlah hingga sampai kapan yang terang kami sama-sama mencintai